Diagnosa Sendiri Terkena Kanker, Dokter ini Cari Obatnya

January 24, 2024

Dr. Christian Hinrichs tahu hidupnya telah mulai berubah ketika di suatu hari dia mengira telah menuangkan susu ke dalam gelas, tetapi kemudian dia mengetahui susu itu tidak masuk ke dalam gelas melainkan tumpah di atas lantai. Inilah yang membuatnya kemudian harus kehilangan matanya dikarenakan sebuah kanker. Dari sini pula kemudian dia mencoba mencari obatnya untuk banyak orang dengan penyakit yang sama.

Diagnosa Sendiri, Putuskan Untuk Operasi

Saat itu tahun 2005, dan ahli bedah kanker muda baru saja mengalami hal yang akan diingat di seumur hidupnya yakni mengangkat mata kanannya karena kanker langka, yang disebut melanoma okular, dimana kanker ini juga telah menyerang enam dari sejuta orang di dunia. Sebelum operasi, dokternya optimis bahwa dia akan pulih sepenuhnya dan dapat kembali beraktivitas.

Pada saat itu, Hinrichs berusia 33 tahun, dan telah menghabiskan 13 tahun dalam pelatihan pulsa777 4d dan di ruang operasi.Bahkan sebelum diagnosisnya sendiri, dia memutuskan untuk fokus pada operasi kanker.Dia juga memiliki minat dalam penelitian kanker, khususnya bidang terapi sel T angkat yang semakin berkembang, yang melibatkan rekayasa genetika sel-sel kekebalan untuk mengenali dan menyerang kanker.

Tapi setelah matanya diangkat, dia merasa seperti “pasak persegi” yang tidak bisa melihat dengan jelas kea rah manapun.”Saya adalah seorang ahli bedah yang tidak bisa melakukan operasi (pembedahan), dan saya tertarik dengan onkologi tetapi saya bukan dokter penyakit dalam,” katanya. Jadi dia kembali ke sekolah untuk berlatih sebagai dokter penyakit dalam dan onkologis, sebuah proses yang memakan waktu empat tahun. Setelah itu, dia termotivasi mencari cara lain untuk mengalahkan kanker ketika sedang operasi karena kemoterapi dan radiasi telah gagal.

Pencarian Obat Kanker

Bagi Dr. Hinrichs sendiri, ini adalah pertarungan yang bersifat pribadi. “Jika kanker pernah datang kembali pada saya di lokasi yang jauh dari mata, saya akan berada dalam kelompok pasien yang tidak dapat disembuhkan,” katanya, menjelaskan bahwa kankernya akan dianggap metastatik, dan fatal. Adapun kemungkinan kembalinya kanker tersebut, untuk jenis kankernya, sekitar 50 persen.

Hinrichs, sekarang berumur 46, merupakan seorang penyelidik di National Cancer Institute, dan memimpin percobaan eksperimental yang bertujuan untuk melatih sel-sel T tubuh untuk membasmi kanker yang disebabkan oleh human papillomavirus (HPV). Dua wanita yang berpartisipasi dalam salah satu uji klinis awal untuk melawan kanker serviks telah bebas penyakit selama lima tahun, dan sekarang dianggap sembuh.

Banyak percobaan yang ia jalani di National Institutes of Health Clinical Center, rumah sakit penelitian ternama di negara itu, dianggap yang pertama dengan tujuan menguji perlakuan eksperimental pada manusia untuk pertama kalinya. Mereka biasanya mendaftarkan satu atau dua lusin pasien dengan kanker stadium lanjut yang telah berhenti merespons setiap melakukan perawatan.

Kebanyakan pasien tidak sembuh.Tetapi beberapa diantara mreka menyatakan kanker mereka hilang dalam beberapa bulan.Dan itu bisa mengarah pada perawatan baru yang mungkin suatu hari nanti menjangkau publik yang lebih luas.

“Dia mengatakan kepada saya pada hari pertama,” kata peneliti NCI, Lindsey Draper, yang bekerja di laboratorium Hinrichs dan sedang menguji terapi sel T generasi berikutnya yang muncul dari percobaan HPV sebelumnya tentang pengalamannya. Dia melanjutkan; “Saya pikir dia ingin saya memahami rasa urgensinya dalam mendorong penelitian ini ke depan.” Hinrichs juga berpikir bahwa yang diinginkan pasien bukan kanker itu melambat atau mengecil tetapi mereka ingin kanker menghilang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *